(Oleh:
Robertus Theo Elno Respati)
Apakah kita sudah peka dengan keadaan kaya gini? |
Saat ini, banyak masalah yang muncul dalam
kehidupan bermasyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Masalah-masalah umum
yang masih terjadi dalam masyarakat misalnya, dalam lingkup pemerintahan
terdapat masalah korupsi dan suap yang tak kunjung selesai; dalam lingkup
sekolah masih dijumpai tawuran pelajar, contek-menyontek dan penganiayaan guru
kepada murid; dalam lingkup keluarga masih terdapat kekerasan dalam rumah tangga:
masalah kemiskinan, kesenjangan sosial juga masih ada. Masalah-masalah yang
umum seperti ini apabila tidak segera diselesaikan akan dapat mempengaruhi
kehidupan masyarakat. Salah satu pengaruh yang dapat timbul adalah kurangnya
rasa kepedualian terhadap masalah-masalah ini. Masyarakat tidak peduli lagi
dengan masalah-masalah ini dan akhirnya mengganggap masalah-masalah ini hal
biasa, sehingga sampai kapanpun masalah-masalah ini tidak akan pernah
terselesaikan. Namun sebenarnya, ada sebagian masyarakat yang tidak diam saja
dan peduli terdapat masalah-masalah ini. Misalnya saja, masyarakat melakukan
demo, aksi teatrikal atau bahkan membuat buku yang mengkritisi masalah-masalah
ini. Sikap kepedulian terhadap masyarakat dapat diartikan juga sebagai suatu
kepekaan masyarakat terhadap masalah sosial atau masalah yang muncul dari
masyarakat sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kepekaan berarti
mudah bergerak; kesanggupan bereaksi terhadap suatu keadaan. Sedangkan sosial
berarti berkenaan dengan masyarakat; memperhatikan kepentingan umum. Jadi
kepekaan masalah sosial dapat diartikan sebagai kesanggupan untuk bereaksi
terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat berkenaan dengan
kepentingan umum.
Dalam buku berjudul Tujuh Teori
Sosial karya Tom Campbell, diungkapkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang
artinya manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Manusia tidak akan bisa hidup dalam
keterpencilan karena manusia membutuhkan orang lain untuk dapat bertahan hidup
sehingga membentuk suatu masyarakat. Sejak manusia lahir sudah membutuhkan
bantuan orang lain. Tidak ada manusia yang langsung lahir di dunia tanpa
bantuan orang lain. Manusia adalah mahkluk sosial, maka antara manusia
mempunyai hubungan. Berbicara mengenai hubungan berarti berbicara mengenai
relasi. Setiap manusia di dunia ini pasti memiliki relasi dan relasi yang paling
dekat dengan manusia adalah relasi dengan dirinya sendiri. Ketika manusia dapat
berelasi baik dengan dirinya, maka relasi dengan manusia lain, alam semesta dan
Tuhan juga akan terjalin baik. Relasi yang baik ini akan menimbulkan kepekaan
terhadap dirinya, manusia di sekitarnya, lingkungan dan Tuhan. Relasi dengan
manusia dan lingkungannya inilah yang dapat menimbukan kepekaan sosial. Namun,
pertama-tama suatu kepekaan dapat timbul dari dalam diri setiap manusia. Ketika
manusia sudah peka terhadap dirinya sendiri, maka manusia juga akan lebih mudah
peka terhadap kepentingan masyarakat.
Manusia adalah bagian dari
masyarakat. Tanpa manusia, masyarakat tidak akan terbentuk. Dalam masyarakat,
manusia tentu menghadapai persoalan-persoalan yang muncul dari relasinya.
Sebenarnya, segala permasalahan dalam masyarakat dapat terselesaikan apabila
ada kesadaran untuk peka terhadap masalah sosial ini. Akan tetapi, kadang
kepekaan ini malah menimbulkan permasalahan baru. Misalnya, masyarakat berdemo
menuntut pembatalan kenaikan harga BBM karena akan menyusahkan rakyat yang
sudah miskin. Memang masyarakat peka tehadap masalah sosial yaitu kenikan harga
BBM. Namun, terkadang aksi demo atau unjuk rasa berujung pada tindakan anarki
sehingga malah menimbukan kerugian dan tentunya masalah baru. Maka, perwujudan
kepekaan terhadap masalah sosial ini dengan cara-cara yang baik dan benar.
Misalnya, berdemo dengan tertib dan tidak anarki, atau kepekaan masalah sosial
lainya seperti masalah bencana alam yaitu dengan menjadi sukarelawan dan peduli
terhadap orang-orang sekitar yang membutuhkan bantuan. Tentunya
tindakan-tindakan yang dilakukan dengan kebaikan pasti juga berbuah dengan baik
pula. Meskipun tak dapat dipungkiri
terkadang apa yang dilakukan dengan baik berbuah tidak baik. Tetapi yang jelas
bahwa kepekaan masalah sosial ini adalah bagaimana sikap atau tindakan dalam
menghadapai persoalah-persolan yang dihadapi dengan baik dan benar.
Kepekaan sosial dapat dilatih dalam
pribadi setiap manusia. Mulai dari sikap peka terhadap diri sendiri, lalu
terhadap orang disekitar kita dan masyarakat umum. Seperti tertulis dalam kitab
suci bahwa “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara yang kecil, ia setia juga
dalam perkara-perkara yang besar” (Mrk 16:10). Demikian juga dengan sikap
kepekaan terhadap masalah sosial. Apabila manusia sudah peka terhadap masalah
sosial dalam lingkup kecil, maka manusia juga akan mudah untuk peka terhadap masalah
dalam lingkup luas. Namun terkadang manusia begitu peka tehadap masalah dalam
lingkup luas, tetapi kurang peka terhadap masalah-masalah sosial yang ada di
sekitarnya. Misalnya, seorang mahasiswa yang giat melakukan demo untuk
memberantas korupsi. Namun, keadaan masyarakat di sekitarnya miskin dan sangat
membutuhkan bantuan. Daripada melakukan demo, lebih baik mencari sumbangan
untuk mereka yang membutuhkan. Jadi, dalam perwujudkan kesadaran untuk mau
bereaksi terhadap masalah-masalah sosial yang menyangkut kepentingan umum yaitu
dengan tindakan yang baik dan benar, sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang
lebih baik serta selalu peka terhadap masalah-masalah sosial dalam lingkup
kecil dan juga lingkup yang lebih luas. (Robertus Theo Elno Respati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar