Halaman

Jumat, 22 Juni 2012

KEPEKAAN MASALAH SOSIAL: TANTANGAN ZAMAN MASA KINI


(Oleh: Robertus Theo Elno Respati)

Apakah kita sudah peka dengan keadaan kaya gini?
        Saat ini, banyak masalah yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Masalah-masalah umum yang masih terjadi dalam masyarakat misalnya, dalam lingkup pemerintahan terdapat masalah korupsi dan suap yang tak kunjung selesai; dalam lingkup sekolah masih dijumpai tawuran pelajar, contek-menyontek dan penganiayaan guru kepada murid; dalam lingkup keluarga masih terdapat kekerasan dalam rumah tangga: masalah kemiskinan, kesenjangan sosial juga masih ada. Masalah-masalah yang umum seperti ini apabila tidak segera diselesaikan akan dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Salah satu pengaruh yang dapat timbul adalah kurangnya rasa kepedualian terhadap masalah-masalah ini. Masyarakat tidak peduli lagi dengan masalah-masalah ini dan akhirnya mengganggap masalah-masalah ini hal biasa, sehingga sampai kapanpun masalah-masalah ini tidak akan pernah terselesaikan. Namun sebenarnya, ada sebagian masyarakat yang tidak diam saja dan peduli terdapat masalah-masalah ini. Misalnya saja, masyarakat melakukan demo, aksi teatrikal atau bahkan membuat buku yang mengkritisi masalah-masalah ini. Sikap kepedulian terhadap masyarakat dapat diartikan juga sebagai suatu kepekaan masyarakat terhadap masalah sosial atau masalah yang muncul dari masyarakat sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kepekaan berarti mudah bergerak; kesanggupan bereaksi terhadap suatu keadaan. Sedangkan sosial berarti berkenaan dengan masyarakat; memperhatikan kepentingan umum. Jadi kepekaan masalah sosial dapat diartikan sebagai kesanggupan untuk bereaksi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat berkenaan dengan kepentingan umum.

         Dalam buku berjudul Tujuh Teori Sosial karya Tom Campbell, diungkapkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain.  Manusia tidak akan bisa hidup dalam keterpencilan karena manusia membutuhkan orang lain untuk dapat bertahan hidup sehingga membentuk suatu masyarakat. Sejak manusia lahir sudah membutuhkan bantuan orang lain. Tidak ada manusia yang langsung lahir di dunia tanpa bantuan orang lain. Manusia adalah mahkluk sosial, maka antara manusia mempunyai hubungan. Berbicara mengenai hubungan berarti berbicara mengenai relasi. Setiap manusia di dunia ini pasti memiliki relasi dan relasi yang paling dekat dengan manusia adalah relasi dengan dirinya sendiri. Ketika manusia dapat berelasi baik dengan dirinya, maka relasi dengan manusia lain, alam semesta dan Tuhan juga akan terjalin baik. Relasi yang baik ini akan menimbulkan kepekaan terhadap dirinya, manusia di sekitarnya, lingkungan dan Tuhan. Relasi dengan manusia dan lingkungannya inilah yang dapat menimbukan kepekaan sosial. Namun, pertama-tama suatu kepekaan dapat timbul dari dalam diri setiap manusia. Ketika manusia sudah peka terhadap dirinya sendiri, maka manusia juga akan lebih mudah peka terhadap kepentingan masyarakat.
      Manusia adalah bagian dari masyarakat. Tanpa manusia, masyarakat tidak akan terbentuk. Dalam masyarakat, manusia tentu menghadapai persoalan-persoalan yang muncul dari relasinya. Sebenarnya, segala permasalahan dalam masyarakat dapat terselesaikan apabila ada kesadaran untuk peka terhadap masalah sosial ini. Akan tetapi, kadang kepekaan ini malah menimbulkan permasalahan baru. Misalnya, masyarakat berdemo menuntut pembatalan kenaikan harga BBM karena akan menyusahkan rakyat yang sudah miskin. Memang masyarakat peka tehadap masalah sosial yaitu kenikan harga BBM. Namun, terkadang aksi demo atau unjuk rasa berujung pada tindakan anarki sehingga malah menimbukan kerugian dan tentunya masalah baru. Maka, perwujudan kepekaan terhadap masalah sosial ini dengan cara-cara yang baik dan benar. Misalnya, berdemo dengan tertib dan tidak anarki, atau kepekaan masalah sosial lainya seperti masalah bencana alam yaitu dengan menjadi sukarelawan dan peduli terhadap orang-orang sekitar yang membutuhkan bantuan. Tentunya tindakan-tindakan yang dilakukan dengan kebaikan pasti juga berbuah dengan baik pula.  Meskipun tak dapat dipungkiri terkadang apa yang dilakukan dengan baik berbuah tidak baik. Tetapi yang jelas bahwa kepekaan masalah sosial ini adalah bagaimana sikap atau tindakan dalam menghadapai persoalah-persolan yang dihadapi dengan baik dan benar.
            Kepekaan sosial dapat dilatih dalam pribadi setiap manusia. Mulai dari sikap peka terhadap diri sendiri, lalu terhadap orang disekitar kita dan masyarakat umum. Seperti tertulis dalam kitab suci bahwa “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara yang kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara yang besar” (Mrk 16:10). Demikian juga dengan sikap kepekaan terhadap masalah sosial. Apabila manusia sudah peka terhadap masalah sosial dalam lingkup kecil, maka manusia juga akan mudah untuk peka terhadap masalah dalam lingkup luas. Namun terkadang manusia begitu peka tehadap masalah dalam lingkup luas, tetapi kurang peka terhadap masalah-masalah sosial yang ada di sekitarnya. Misalnya, seorang mahasiswa yang giat melakukan demo untuk memberantas korupsi. Namun, keadaan masyarakat di sekitarnya miskin dan sangat membutuhkan bantuan. Daripada melakukan demo, lebih baik mencari sumbangan untuk mereka yang membutuhkan. Jadi, dalam perwujudkan kesadaran untuk mau bereaksi terhadap masalah-masalah sosial yang menyangkut kepentingan umum yaitu dengan tindakan yang baik dan benar, sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang lebih baik serta selalu peka terhadap masalah-masalah sosial dalam lingkup kecil dan juga lingkup yang lebih luas. (Robertus Theo Elno Respati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar