(sebuah cacatan tentang apa itu kepekaan masalah sosial, 25 Desember 2011)
"Kita semua berbeda, namun kita juga sama" |
Bagi pecinta musik Punk Rockbily Indonesia, tentu nama Superman Is Dead (SID) sudah nggak teras asing lagi di telingga. Grup band yang berasal dari pulau dewata yang digawangi oleh Eka Rock (Bass dan vokal), Boby Kool (Gitar dan vokal), dan Jerinx (Drum) ini, menyuguhkan suatu racikan musik yang khas, yaitu Punk Rockabily yang dibalut nada-nada kebebasan untuk wong cilik, kaum yang tersisih. Band yang digandrungi oleh para outsider dan ladyrose (julukan untuk fans SID) ini mengalunkan lirik-lirik pembebasan atas segala bentuk ketidakadilan, keserakahan, dan korupsi, yang selama ini banyak menimpa wong cilik. Istilah yang wong cilik, ungkapan yang selama ini ditampilkan oleh Mangunwijaya adalah suatu bentuk focus komitmen bermusik dari SID.
Dibalik segala ketenaran, karya-karyanya, penggemar, serta euphoria yang dihadirkan dalam setiap penampilannya, kita dapat belajar tentang bilai komitmen dari SID tentang kepekaan masalah sosial. Nggak bisa dipungkiri, negara kita tercinta ini masih belum 100% mampu memberantas habis segala bentuk ketidakadilan, terlebih buat wong cilik. Tapi, dengan karya-karya SID inilah, masih dapat kembali menjadi inspirasi besar bagi orang-orang yang menikmatinya juga dalam hal peka pada keadaan social sekitar kita. Muda, Beda, dan Berbahaya. (Ferdian Dwi Prastiyo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar