Halaman

Rabu, 04 Desember 2013

ARTI SEDERHANA DARI SECARIK KEBAIKAN


               Kemenangan dari kebaikan akan selalu menjadi akhir dala semua cerita—cerita kehidupan di dunia ini. Sebab, ada secarik alasan pasti untuk yang menjadi dasar untuk realita tersebut: Sang Maha Pencipta adalah baik adanya, dan Dia menciptakan dunia dengan kepenuhan kebaikan-Nya. Kejahatan adalah suatu keadaan di mana kebaikan itu berkurang (bahkan hilang) karena prinsip-prinsip yang tidak berasal dari kebaikan-Nya; yaitu yang berasal dari kehendak bebas manusia. Kehendak bebas manusia adalah sumber dari segala kejahatan. Akan tetapi, sebagai ciptaan, manusia adalah mahkluk yang spiritual secara kodrati. Maka, manusia perlu untuk memurnikan diri agar mampu mencapai kebersatuan kembali dengan Dia—yang adalah sumber dari segala kepenuhan kebaikan.

            Kisah “Arok Dedes” karya Pramoedya Ananta Toer menginspirasi kita untuk mencapai tujuan hidup kita dengan cara-cara yang baik dan benar. Kita perlu ingat bahwa tujuan yang ingin kita capai dapat dinilai baik dan benar apabila cara yang kita gunakan juga benar. Tokoh Akuwu Tumapel dalam kisah roman ini, Tunggul Ametung, menggambarkan seorang yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan hidupnya, yaitu melanggengkan kekuasaan. Namun, kita juga harus melihat tokoh Belakangka yang ternyata juga menjadi faktor yang mendukung tindakan Tunggul Ametung. Bahkan, ia juga memiliki rencana tersendiri untuk menggulingkan Tunggul Ametung.
            Di sisi lain, kita bisa melihat tokoh Arok dan Dedes. Mereka berdua memiliki kesamaan, yaitu berjuang untuk mewujudkan keadaan yang lebih baik bagi orang banyak. Meskipun dianggap sebagai penjahat, Arok berusaha untuk membela kepentingan rakyat yang ditindas oleh Tunggul Ametung. Di sisi lain, kita bisa melihat kegigihan Dedes yang terus berniat mengembalikan kehormatan kaum Brahmana—walaupun ia telah mendapat penolakan dari ayahnya sendiri, Empu Parwa.
            Dalam rangkaian cerita, Arok mampu menampilkan sosok pemimpin yang begitu disegani, tegas, dan mau berkorban. Dengan ilmu pengetahuuan kecerdikannya, Arok berhasil menegakkan kebenaran dan kehormatan Syiwa. Meskipun demikian, ia tetap menghormati semua penganut agama. Baginya, dharma kepada dewa masing-masing harus tampak dalam dhrama kepada sesama yang berbeda satu sama lain. Sosok Arok ini memberikan gambaran kepada kita untuk selalu berbuat baik kepada siapa saja, sebab Tuhan juga ada pada saudara kita yang paling hina sekalipun. Tindakan inilah yang mampu menjadikan kita kembali dekat dengan-Nya—sumber segala kebaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar