Halaman

Sabtu, 16 November 2013

UNTUK HARI ESOK YANG CERAH

Pada suatu hari, saya sedang bersepeda santai di kompleks perumahan TNI AL Kenjeran. Saya melihat sebuah somboyan yang tertulis di suatu gapura, “TNI AL : Hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini”. Dalam pandangan saya, tulisan ini pun ditujukan bagi semua orang. Setiap orang memang memiliki “tuntutan” untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Tuntunan ini bersifat pribadi, yaitu suatu tuntutan yang bersumber dari hakikat manusia. Secara lebih mudah, kita harus mau untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari apabila masih mau disebut manusia.

            Mengapa kita harus senantiasa menjadi lebih baik? Menjadi pribadi yang lebih baik adalah jalan mencapai keutamaan hidup. Keutamaan hidup adalah hidup yang dipenuhi dengan kebahagiaan yang sejati, bukan sekedar karena harta, kedudukan, atau hal-hal material lainnya. Di samping itu, menjadi pribadi yang senantiasa menuju ke arah yang lebih baik adalah jalan menghargai kehidupan yang sudah dipercayaka kepada kita.   
            Nah, kemudian apa yang kita butuhkan untuk menjadi yang lebih baik untuk hari esok? Ada sebuah cerita yang mampu menjawab pertanyaan ini:

Semut dan Belalang
            Di suatu ladang pada musim panas, ada seekor belalang yang sedang bersantai-santai sembari bernyanyi dengan riang. Seekor semut kemudian melintas di hadapanya. Si semut tersebut beserta kawananya sedang bekerja keras untuk mengangkut setumpuk jagung ke sarang mereka.
            “Hai semut, kenapa kamu tidak datang dan mengobrol denganku,“ kata si belalang. “Aku pikir itu lebih baik daripada berlelah-lelah seperti itu”, tambahnya.
            “Aku sedang membantu mengumpulkan makanan untuk persediaan di musim dingin”, kata si semut, “dan aku menyarankanmu untuk melakukan hal yang serupa”, tambahnya.
            “Kenapa dengan musim dingin?” kara si belalang; kita masih memiliki banyak persediaan makanan saat ini.” Tetapi si semut kemudian pergi dan melanjutkan pekerjaannya.
            Beberapa bulan kemudian musim dingin yang panjang melanda daerah itu. Malangnya, si belalang tidak mempunyai makanan dan ia kelaparan. Di saat itu, si belalang melihat si semut dan kawanannya masih mempunyai banyak jagung dan padi yang mereka kumpulan di sarang mereka pada waktu musim panas. Dan si belalang akhirnya mengerti: Adalah suatu yang bijak untuk mempersiapkan keperluan untuk hari esok. 

               Ya, kuncinya yaitu: adalah suatu yang bijak untuk mempersiapkan keperluan untuk hari esok—untuk hari esok yang cerah! Kita akan menjadi lebih baik di hari esok apabila kita juga ‘memikirkannya’ dan mempersiapkan apa yang perlu. Ingat, waktu tidak akan pernah berputar ke belakang. Dan apa yang kita siapkan hari ini, adalah ‘lampu’ yang menerangi hari esok kita.

           Akan tetapi kita harus sadar, kita (manusia) adalah mahkluk jasmani dan rohani. Untuk mencapai kebahagiaan sejati, kita tidak bisa memikirkan satu bagian saja. Maka, dalam mempersiapkan hari esok, kita harus mempersiapkan kebutuhan kedua-duanya, Ora et Labora. Dan dalam menjalankannya, kita harus ingat makna suatu pepatah ini, “Bekerjalah seakan engkau masih hidup seribu tahun lagi, dan berdoalah seakan ini hari terakhir dalam  hidupmu”. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar