Pada suatu
hari, saya sedang bersepeda santai di kompleks perumahan TNI AL Kenjeran. Saya
melihat sebuah somboyan yang tertulis di suatu gapura, “TNI AL : Hari ini harus
lebih baik dari kemarin, dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini”. Dalam
pandangan saya, tulisan ini pun ditujukan bagi semua orang. Setiap orang memang
memiliki “tuntutan” untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Tuntunan ini
bersifat pribadi, yaitu suatu tuntutan yang bersumber dari hakikat manusia. Secara
lebih mudah, kita harus mau untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari apabila
masih mau disebut manusia.
Mengapa
kita harus senantiasa menjadi lebih baik? Menjadi pribadi yang lebih baik
adalah jalan mencapai keutamaan hidup. Keutamaan hidup adalah hidup yang
dipenuhi dengan kebahagiaan yang sejati, bukan sekedar karena harta, kedudukan,
atau hal-hal material lainnya. Di samping itu, menjadi pribadi yang senantiasa menuju
ke arah yang lebih baik adalah jalan menghargai kehidupan yang sudah
dipercayaka kepada kita.
Nah,
kemudian apa yang kita butuhkan untuk menjadi yang lebih baik untuk hari esok? Ada
sebuah cerita yang mampu menjawab pertanyaan ini:
Semut dan Belalang
Di
suatu ladang pada musim panas, ada seekor belalang yang sedang bersantai-santai
sembari bernyanyi dengan riang. Seekor semut kemudian melintas di hadapanya. Si
semut tersebut beserta kawananya sedang bekerja keras untuk mengangkut setumpuk
jagung ke sarang mereka.
“Hai
semut, kenapa kamu tidak datang dan mengobrol denganku,“ kata si belalang. “Aku
pikir itu lebih baik daripada berlelah-lelah seperti itu”, tambahnya.
“Aku
sedang membantu mengumpulkan makanan untuk persediaan di musim dingin”, kata si
semut, “dan aku menyarankanmu untuk melakukan hal yang serupa”, tambahnya.
“Kenapa
dengan musim dingin?” kara si belalang; kita masih memiliki banyak persediaan
makanan saat ini.” Tetapi si semut kemudian pergi dan melanjutkan pekerjaannya.
Beberapa
bulan kemudian musim dingin yang panjang melanda daerah itu. Malangnya, si
belalang tidak mempunyai makanan dan ia kelaparan. Di saat itu, si belalang
melihat si semut dan kawanannya masih mempunyai banyak jagung dan padi yang
mereka kumpulan di sarang mereka pada waktu musim panas. Dan si belalang
akhirnya mengerti: Adalah suatu yang bijak untuk mempersiapkan keperluan untuk
hari esok.
Ya,
kuncinya yaitu: adalah suatu yang bijak untuk mempersiapkan keperluan untuk
hari esok—untuk hari esok yang cerah! Kita akan menjadi lebih baik di hari esok
apabila kita juga ‘memikirkannya’ dan mempersiapkan apa yang perlu. Ingat,
waktu tidak akan pernah berputar ke belakang. Dan apa yang kita siapkan hari
ini, adalah ‘lampu’ yang menerangi hari esok kita.
Akan
tetapi kita harus sadar, kita (manusia) adalah mahkluk jasmani dan rohani. Untuk
mencapai kebahagiaan sejati, kita tidak bisa memikirkan satu bagian saja. Maka,
dalam mempersiapkan hari esok, kita harus mempersiapkan kebutuhan kedua-duanya,
Ora et Labora. Dan dalam menjalankannya,
kita harus ingat makna suatu pepatah ini,
“Bekerjalah seakan engkau masih hidup seribu tahun lagi, dan berdoalah
seakan ini hari terakhir dalam hidupmu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar