Oleh : Ferdian Dwi Prastiyo
Tuhan, jam telah
menunjukkan pukul 22.56
Dan aku masih bingung,
apa yang harus kutuliskan
Engkau pasti tahu,
bahwa aku lagi bimbang
Di dera serangkaian
pergulatan, hingga aku ingin mundur
Butir kata-kataku memang
tak seindah sajak Chairil Anwar
Atau juga, setajam
novel-novel Andrea Hirata
Yaachh…, cuma ini yang
mampu kulantunkan
Ucap, rasa, puja yang
mengalun begitu mesra
Berlalu, bersama detik
waktu yang membumbung merdu
Dikala aku dilanda
badai kebimbangan
Kau buat SV Games tahun
ini begitu semarak
Hingga aku terlupa akan
kegalauanku
Saat aku berpikir bahwa
ini tahun terakhirku
Kau mengirim padaku
seorang sahabat
Yang sudi mendengar
semua pemberontakan dalam hatiku
Dan akupun kembali
merenung, jalanku masih panjang ternyata
Dan…, aku mulai sadar….
Tidaklah pernah Engkau
melupa akan daku, namun aku yang tidak tahu
Aku yang terlalu banyak
meminta dan acap kali menuntut
Namun aku tak paham,
Kau telah memberi, jauh sebelum aku meminta
Tuhan, kini telah pukul
23.51, dan aku mulai mengantuk
Dan aku tak tahu,
apakah besok aku bisa bangu tepat waktu
Tapi, tak apalah, toh,
ini bukan kali pertama
Dan sebelum mataku
benar-benar tak kuat lagi
Ingin kututup hari ini
dengan dua helai kata saja….,
“Terimakasih…, Tuhan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar